Jumat, 18 Januari 2008 - pk. 20.30
Hadirin :
Pak Mulyadi (Ketua RT)
Ibu Diana (Sekretaris RT)
Rokhib (Bendahara RT)
Pak Men-Ayam
Bp. D Mulyadi
Para warga, kaum muda
Isnu Handono, Rina Sulastri, Eko (Perwakilan CM)
Pertemuan dimulai dengan pengantar oleh Ibu Diana (Sekretaris RT.06) disambung dengan ramah tamah, sambutan dari perwakilan Sanggar Ciliwung dan diakhiri dengan pembentukan Tim Kerja Warga yang dipimpin oleh Bp. Mulyadi (Ketua RT 06)
Ibu Diana (Sekretaris RT.06):
"Pertemuan ini adalah kelanjutan dari yang telah diputuskan dalam pertemuan di Sanggar Ciliwung pada hari Sabtu, 12 Januari 2008 yang lalu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan warga dari RT.05, 06, 07, 08 RW.12 Bukit Duri dan RT.10 RW.03 Kp. Pulo. Dengan difasilitasi oleh Sanggar Ciliwung, pertemuan tersebut membahas tentang persoalan / keprihatinan warga bersama di wilayah kita ini, sehingga terungkap ada dua-belasan persoalan yang menjadi keprihatinan kita bersama. Kemudian persoalan tersebut dikelompokkan menjadi lima persoalan besar yang dimungkinkan untuk dicari penyelesaiannya secara bersama-sama (gotong royong). Lima persoalan tersebut menjadi rencana kerja bersama kedepan, yaitu: Pengolahan sampah & Lingkungan hidup, Air bersih, Gizi buruk, Kesehatan, dan Pendidikan. Untuk itu, dimasing-masing RT harus dibentuk Tim Kerja Warga yang terbagi dalam lima program kerja tersebut. Saya berharap pertemuan ini bisa menentukan wakil warga yang masuk dalam Tim Kerja.
Pak D. Mulyadi :
"Saya sangat setuju dengan rencana mengolah sampah agar kampung kita makin bersih dan sehat. Nah, tinggal teknisnya seperti apa, sampah dikumpul dimana, dengan tempat seperti apa? Apakah harus dipilah sejak dari rumah kita masing-masing atau ada petugas yang milah? Bagaimana dengan sampah yang tidak bisa diolah menjadi kompos, seperti plastik?"
Pak Men-ayam :
"Bagaimana proses pengolahan sampah menjadi pupuk? Terus pupuk itu mau buat apa? Apakah pengolahan sampah ini juga bisa mengolah sampah bulu ayam? Selama ini pemotongan ayam ditempat saya, bulunya saya buang ke kali. Sampah bulu ayam yang ada dalam kondisi basah, dan dalam waktu sehari saja sudah bau busuk-menyengat. Kalau bisa diolah, khan kita bisa mengajak juga para pemotong ayam yang lain. Saya sangat mendukung rencana ini".
Ibu Napsiah (Ibu Joni) :
"Saya sangat setuju dengan rencana ini. Hanya saya ingin sampaikan tentang situasi MCK di samping rumah saya (depan sanggar), bahwa selama ini sistem kelola secara kolektif tidak berjalan (macet), sehingga kondisinya nampak kotor dan bau. Jadi, saya mohon kepada Pak RT untuk bisa membantu menyadarkan warganya (khususnya pengguna MCK tersebut) agar bisa menjaga dan mengelola dengan baik secara bersama. Perlu dipertimbangkan juga, bahwa MCK ini khan ada di depannya Sanggar yang sering ada tamu yang bermacam-macam, dari warga biasa, orang asing (luar negeri), sampai pejabat Menteri. Jika nampak jorok, khan kita juga yang ikut malu".
Ibu Ichi :
"Saya hanya menginformasikan, kalau saluran air di samping rumah saya yang dulu pernah dibangun bersama sanggar itu sekarang sering meluber sampai ke rumah saya. Apalagi air yang meluber itu ada juga kotoran manusianya. Jadi, saya mohon dengan adanya program ini, hal tersebut diperhatikan juga. Kemarin memang sudah ada ”orang dari Sanggar” (maksudnya, Deny) yang melihat langsung saluran tersebut".
Isnu (Perwakilan CM) :
"Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Benar apa yang disampaikan oleh ibu Diana dalam pengantarnya tadi, bahwa pertemuan ini adalah mandat (rekomendasi) dari pertemuan di Sanggar pada hari Sabtu 12 Januari 2008 yang lalu. Saya ingin melengkapi paparan dari Ibu Diana tadi, dengan menyampaikan beberapa hal (persoalan) yang dibahas dalam temu warga yang lalu, sekaligus menaggapi paparan dan pertanyaan dari beberapa warga tadi. Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa juga menjadi pertimbangan forum ini dalam menentukan tim kerja warga dan pelaksanaan kelima program kerja bersama tersebut, yaitu:
o Bahwa program tersebut merupakan alternatif solusi yang paling bisa kita kerjakan secara bersama-sama (gotong royong) untuk menjawab keprihatinan (persoalan) kita bersama. Sehingga manfaat dari program ini bisa dirasakan bersama dan juga dijaga / dikelola bersama, bukan personal / perseorangan.
o Kelima program tersebut merupakan gerakan bersama berbasis lingkungan hidup, yang meliputi:
Pendidikan
Yang dimaksud disini adalah pendidikan berbasis lingkungan hidup. Sederhananya, pendidikan menjadi media bagi anak-anak dan remaja untuk mengenali secara mendalam (belajar) lingkungan hidup sendiri. Diharapkan anak-anak dan remaja bisa memperbaiki pola hidupnya untuk ramah dan cinta dengan lingkungannya sendiri. Jadi, tidak mengadakan sekolah formal seperti jenjang sekolah yang ada. Bagaimana bentuk dan teknis kerjanya, silakan nanti tim kerja terpilih mengonsep itu bersama-sama dengan tim kerja dari RT lain, termasuk dengan pendamping dari Sanggar Ciliwung.
Air Bersih
Merupakan media untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya air bersih, dengan mengenali secara mendalam kandungan-kandungan di dalamnya agar proposional bagi pemenuhan kesehatan bersama. Dengan demikian warga bisa mengelola dan menjaga secara kolektif (bersama) sumber air bersih dan penggunaannya. Jadi, kelak jika ini sudah berjalan, bisa membuat sistem perawatan dan kelola secara kolektif (bersama) yang disepakati dan dilaksanakan oleh warganya. Insya Alloh, jika berjalan demikian tidak lagi muncul persoalan (kasus) semacam yang disampaikan oleh Ibu Napsiah tadi. Tetapi untuk jangka pendek (mendesak), persoalan yang disampaikan oleh Ibu Napsiah tadi hendaknya bisa secepatnya ditanggapi oleh Pak RT dan jajaran pengurusnya dengan memberikan pemecahan (solusi) bersama para pengguna MCK tersebut.
Tentang informasi kondisi saluran air yang disampaikan Ibu Ichi tadi, saya berharap tim kerja nanti bisa membantu pemecahannya secara bersama. Yang penting perinsipnya, pemecahan ini harus untuk kepentingan bersama (bukan pribadi).
Kembali ke program air bersih, bagaimana bentuk dan teknis kerjanya, silakan nanti tim kerja terpilih mengonsep dan merencanakan itu bersama-sama dengan tim kerja dari RT lain, termasuk dengan pendamping dari Sanggar Ciliwung.
Pengolahan sampah
Program ini hendaknya merupakan media untuk membangun kesadaran warga bersama tentang baik-buruknya sampah dalam keterkaitannya dengan kehidupan kita, khususnya di lingkungan kita. Diharapkan bisa terbangun kesadaran bersama, sehingga terwujud perilaku hidup baru, yang ”ramah” terhadap sampah kita.
Menanggapi pertanyaan Pak Mulyadi tadi, bahwa benar dalam pengelolaan sampah ini harus dilakukan pemilahan sejak dari rumah kita masing-masing (keluarga). Dengan demikian kesadaran akan pengelolaan sampah (perilaku hidup baru) ini bisa terwujud sejak dari rumah tangga (masing-masing warga). Sampah yang disebut Pak Mul bisa diolah menjadi kompos itu namanya sampah organik, seperti sayuran, sisa makanan, dll.
Sedangkan yang tidak bisa diolah jadi kompos, kita sebut sampah non organik, seperti plastik (kantong / kemasan), kaca, dll. Kita bisa kumpulkan untuk diolah menjadi barang seni-kerajinan, atau dijual dengan disalurkan ke pabrik-pabrik pengolah plastik (daur ulang). Untuk ini kita bisa jajaki kerjasama dengan pabrik plastik (kita sudah ada kontak di beberapa pabrik).
Menanggapi pertanyaan Pak Men-ayam, bahwa pembuatan kompos itu ada beberapa langkah, sederhananya seperti ini: setelah sampah dipilah (organik & non organik), yang organik kita cacah (secara manual) atau dihancurkan dengan mesin, kemudian kita taburkan (campur) ”serbuk bakteri” secukupnya secara merata untuk mempercepat proses fermentasi (pembusukan), kemudian kita masukkan (simpan) ke ember/drum penampung yang tertutup rapat (komposter), terus kita pantau perkembangannya setiap hari (bisa didiamkan / dengan diaduk) selama sekitar 2-4 minggu. Jika dalam proses komposting ini menimbulkan bau atau berair, kita bisa tanggulangi dengan mencampurkan serbuk gergaji atau daunan kering. Setelah fermentasi marata, baru kita keluarkan untuk diangin-anginkan guna mengurangi kadar airnya (jangan sampai kena sinar matahari secara langsung). Kurang lebih selama sebulan sudah bisa menghasilkan kompos yang siap pakai. Untuk awalan laku-kerja ini, kompos yang dihasilkan kita gunakan sepenuhnya untuk ”menghijaukan” kampung kita ini, seperti yang telah dilakukan oleh Pak Mulyadi dan beberapa warga disini sudah mulai menanam tanaman dirumahnya dengan pot. Baru kedepannya, jika pembuatan kompos ini produktif kita pikirkan pemasarannya. Artinya dari kompos ini kita bisa dapatkan manfaat secara ekonomi untuk warga.
Tentang sampah bulu ayam, saya berharap tim kerja sampah nanti bisa mencarikan refernsi (pengetahuan baru) untuk pemecahannya (solusi).
Nah, tentang sarana dan prasarana yang diperlukan dalam program ini, bagaimana bentuk dan teknis kerjanya seperti apa, silakan nanti tim kerja terpilih mengonsep itu bersama-sama dengan tim kerja dari RT lain, termasuk dengan pendamping dari Sanggar Ciliwung.
Dalam pelaksanaannya, pengolahan sampah jelas membutuhkan lahan yang lumayan luas. Sebagaimana kita ketahui bersama, lahan disekitar kita nampaknya masih ada seperti lahan di depan Pos RT.06 ini, kira-kira memungkinkan gak jika lahan tersebut kita manfaatkan?
Perbaikan Gizi
Merupakan media untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya hidup sehat, secara khusus bagi kesehatan Ibu (usia produktif) dan Anak. Bagaimana bentuk dan teknis kerjanya seperti apa... silakan nanti tim kerja terpilih mengonsep itu bersama-sama dengan tim kerja dari RT lain, termasuk dengan pendamping dari Sanggar Ciliwung.
Kesehatan Warga
Merupakan media untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya hidup sehat, secara sederhana sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada masyarakat (swadaya kesehatan). Telah kita ketahui bersama, bahwa sakit itu mahal obatnya. Bahkan bisa dikatakan, bahwa di Jakarta ini ”orang miskin dilarang sakit”. Sederhananya, lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Bagaimana bentuk dan teknis kerjanya seperti apa... silakan nanti tim kerja terpilih mengonsep itu bersama-sama dengan tim kerja dari RT lain, termasuk dengan pendamping dari Sanggar Ciliwung".
Pak Mulyadi (Ketua RT.06):
"Untuk wilayah kita, sebenarnya program yang paling mendesak itu Sampah dan Air bersih, untuk kesehatan dan pendidikan kayaknya gak menonjol (tidak ada) masalahnya.
Tentang lahan di depan Pos RT kita ini, saya sepakat saja, tapi saya akan coba koordinasikan dengan pemiliknya. Saat ini pemiliknya tinggal di wilayah RT 12".
Isnu (Perwakilan CM):
"Tentang pentingnya pelaksanaan program ini, saya berharap kita pertimbangkan jangka panjangnya (bukan sesaat / kontekstual saat ini semata). Makanya kalau kita cermati secara umum, keseluruhan program ini sebenarnya mengharapkan terwujudnya pola hidup baru di dalam warga yang mengakar secara komunal sesuai dengan potensi warga dan lingkungannya. Dengan kata lain mewujudkan gerakan lingkungan hidup berbasis komunitas. Jadi, saya berharap keseluruhan program yang disepakati dalam pertemuan lalu itu tetap juga diselenggarakan di wilayah ini.
Untuk lahan di depan Pos RT ini, terimakasih sekali jika Pak RT berkenan membantu koordinasi dengan pemiliknya. Untuk teknis selanjutnya, kita bisa negoisasikan secara khusus guna mendukung kelancaran pelaksanaan program ini. Secara perinsip, hal-hal semacam ini kami mendorong warga (termasuk pengurus RT) terlibat aktif dalam pemecahannya".
Pak Mulyadi (Ketua RT.06) :
"Baiklah, kita semua telah membahas persoalan bersama di wilayah kita ini. Sekarang marilah kita menentukan personil yang akan duduk dalam tim kerja warga untuk malaksanakan kelima program kerja bersama.
Untuk ini, disepakati Tim Kerja Warga RT.06 adalah sebagai berikut:
1. Tim Sampah: Bp. D Mulyadi (Koord.), Ibu Napsiah, Hasan, Atek, Ibu Ani, Pak Udin, dan Santi.
2. Tim Air bersih: Pak Kurdi (Koord.), Rokhib, Dedi, Ibu Mimin, Muis, Ibu Dwi, dan Marihot-Bowo.
3. Tim Kesehatan: Ibu Malinda-Butet (Koord.), Ibu Suharti, Nurhayati, Bp. Umri, Ibu Ida, Husein.
4. Tim Gizi Buruk: Ibu Sadiah (Koord.), Ibu Ramsa, Ibu Rosani, Ibu Nani, Bp. Hasibuan, Ibu Dede-Fatmawati.
5. Tim Pendidikan: Ibu Diana, Riri, Susan, Lala, Dowan, Gofur.
Demikianlah Tim Kerja RT.06 telah tebentuk, untuk selanjutnya kita akan pertemuan kembali (antar RT) besok hari Minggu, 20 Januari 2008 pukul 19.30 di Sanggar Ciliwung.
Terimakasih. Wassallam….."
No comments:
Post a Comment