Wednesday, January 30, 2008

Pertemuan Proyek Gerakan Lingkungan Hidup – CM

Sanggar Ciliwung
9 Januari 2008 – pk 18.30 – 21.15 WIB

Peserta :
I. Sandyawan Sumardi (Penanggungjawab Umum)
Shinta Yulianingsih (Koord. Proyek)
Deny Tjakra – Adi Surya (Koord. Program Air Bersih CM)
Suryanto Musta (Koord. Program Pendidikan CM)
Rina Sulastri (Koord. Program Penambahan Gizi CM)
Santi Napitupulu (Koord. Program RS-CM)
Eko (Wakil dari Program Pengolahan Sampah CM)
Isnu Handono (Divisi Pengorganisasian Warga)


Pertemuan ini mendiskusikan laporan perkembangan gerakan 5 program Gerakan Lingkungan Hidup CM dan membahas kolaborasi antara gerakan kelima program dengan supporting system (Divisi Humas, Pengorganisasian Warga, Pendataan, Sekretariat dan Keuangan).

Program Air Bersih
Program air bersih dibawah koordinasi Deny sedang melakukan pengulangan kembali sosialisasi program yang sudah dilakukan di bulan November dan Desember 2007, khususnya di RT 07 dan 08 RW 012 Bukit Duri. Tujuannya agar warga diingatkan kembali tentang program air bersih serta menggali pemahaman warga tentang air bersih dan juga keempat proyek lain yang sudah didengar warga.

Pembicaraan dilakukan dengan beberapa bapak tokoh warga RT 07 dan 08. Dalam pembicaraan tersebut disosialisasikan mengenai konsep sumur resapan dengan pemahaman menggunakan ilustrasi botol aqua isi ulang. Harapannya, warga memahami bahwa untuk menjaga ketersediaan air maka harus ada air yang ditahan/diresapkan ke tanah kembali. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada bulan Juni – Oktober sumur milik warga umumnya mengalami kekeringan.

Pembicaraan tersebut juga menyinggung program lainnya yaitu program posyandu (diusulkan, agar Pos RT 08 dibangun tingkat, karena saat ini pos tersebut sudah terisi penuh oleh barang-barang milik warga RT 06, 07, 08). Selain itu warga juga mempertanyakan hilangnya pengobatan akupunktur.

Ibu Evi (ketua RT 10 Kampung Pulo) mempertanyakan kelanjutan program air bersih. Terlihat antusiasme dan harapan warga di RT 10 akan kelanjutan program air bersih. Namun Deny berharap agar konflik antara pemilik lahan tempat MCK akan berada dengan warga dapat diselesaikan terlebih dahulu.

Program Pengolahan Sampah
Sampai saat ini, program sampah melakukan tahapan pembuatan kompos yang sudah dilaksanakan sejak bulan November 2007. Kompos yang sudah jadi sekitar 3,5 tong. Namun jika diperhitungkan dengan bahan baku yang digunakan (kurang lebih seberat 100 kg), maka kompos yang diperoleh hanya sekitar 10 kg saja. Terlihat adanya kekurangan bahan baku pembuatan kompos (dari sekitar 5 RT lokasi target proyek) jika hasil produksi sampah akan dipasarkan ke pihak luar. Menurut Pak Sur, masalah tersebut bisa diatasi jika rumah kompos sudah ada (dengan sistem pembuatan kompos lewat pengeringan) dan bahan baku kompos diambil dari sekitar bantaran sungai, sampah warga Kampung Pulo dan Pasar Jatinegara (selain dari ke 5 RT target proyek dan pasar di RT 10 Bukit Duri).

Dibahas pula mengenai sampah non organik oleh Deny dan Suryanto. Menurut keduanya, sampah non-organik jauh lebih banyak dibanding sampah organik. Namun berdasarkan penjelasan Pak Bayu, yang pernah disampaikan kepada Pak Sur, untuk saat ini kegiatan lebih difokuskan pada pengolahan sampah organik. Selain itu berdasarkan gambaran tahapan kerja yang dibuat oleh tim program pengolahan sampah, terlihat bahwa pengolahan sampah hanya difokuskan pada sampah organik.

Diskusi berlanjut mengenai kemungkinan adanya lintas program setelah melihat keseluruhan proposal dari kelima program GLH-CM. Program pendidikan membutuhkan dukungan dari program lainnya, seperti program air bersih (pendidikan air bersih), program penambahan gizi (pendidikan makanan sehat), program RSCM (pendidikan organ tubuh), program pengolahan sampah (pendidikan pengolahan sampah). Diminta kesediaan dari tiap koordinator untuk membaca kembali proposal dari masing-masing program agar bisa saling memahami dan memberi kontribusi yang dibutuhkan untuk program lainnya.

Program Rumah Sehat Ciliwung Merdeka (RS-CM)
Program RS-CM masih dalam tahap persiapan, karena Santi N sebagai Koordinator baru bisa aktif di bulan Januari ini. Rencana kerja yang sudah dipersiapkan adalah, bahwa nantinya RS-CM (setelah mendapat lokasi) akan melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Praktek dokter 3 x seminggu
2. Praktek akupunktur
3. Penyuluhan kesehatan 1 x sebulan
Saat ini Santi sudah merencanakan untuk melakukan pendataan kolektif mengenai latar belakang tiap pasien (antara lain nama ayah, nama ibu, riwayat penyakit, penanganan yang pernah dilakukan, dll). Pendataan kolektif tersebut masih terkendala oleh format dari formulir data. Rm. Sandyawan mengusulkan agar melihat format data yang dibuat program klinik kesehatan Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK) dan dari Yayasan Tuberculosis yang telah bekerjasama dengan CM.

Deny mempertanyakan segi formalitas dari RSCM yang akan dibentuk oleh CM. Jika berizin resmi secara formal, apakah berarti akan menginduk ke Dinas Kesehatan. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Rm. Sandyawan yang menjelaskan latar belakang dari pembentukan program RSCM yaitu:
1. Adanya keterbatasan akses kesehatan warga, sehingga diharapkan RSCM dapat memberikan jawaban atas kebutuhan warga atas kesehatan.
2. Melakukan fasilitasi jika ada pelaksanaan pengobatan massal seperti yang selama ini sudah sering dilakukan.
Mengenai masalah formal tidaknya RS-CM tersebut, maka Rm. Sandyawan mengusulkan beberapa hal, misalnya :
1. Penggunaan apoteker resmi (berijin) dilakukan di RS-CM agar terdapat keabsahan obat-obatan yang digunakan dan juga dalam rangka memenuhi persyaratan resmi dari pemerintah (Menkes).
2. Untuk saat ini belum perlu mendaftarkan secara resmi sebagai klinik yang menginduk ke puskesmas (Dinas Kesehatan ) sambil melihat perkembangannya lagi, karena ijin resmi (formal) dari RS-CM akan sangat dibutuhkan, ketika RS-CM nantinya akan memberikan rujukan ke rumah sakit.
Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari program RS-CM adalah:
1. Masalah lokasi RS-CM, karena rumah yang berada dekat Sanggar (milik Uda) setelah disurvey memiliki beberapa kendala seperti lantai atas yang kondisinya parah (perlu renovasi total yang memakan biaya), adanya tiang listrik dalam rumah yang menyebabkan lantai atas tidak bisa dibangun lebih tinggi lagi serta status kepemilikan tanah yang merupakan milik Perumka. Ada beberapa alternatif lain di Gang Satu, namun tidak akan ditindaklanjuti, karena warga di lokasi target proyek akan malas mengunjungi RS-CM jika lokasinya di Gang Satu (dengan alasan lokasi jauh dari tempat tinggal mereka). Alternatif lain adalah tanah di belakang pos RT 08. Alternatif ini akan disurvei lagi oleh Santi Napitupulu.
2. Mengadakan pertemuan dengan dokter dan apoteker untuk menindaklanjuti masalah praktek, perijinan yang berkaitan dengan RS-CM. Untuk apoteker, Rm. Sandyawan sudah memberikan alternatif nama yaitu Suster Bekti (RS Carolus) untuk membantu. Diharapkan pada hari Senin, Selasa atau Rabu minggu depan sudah dapat diadakan rapat, baik dengan dokter maupun apoteker.
3. Mencari info dan segera memanfaatkan format data kolektif dari JRK maupun Yayasan Tuberkulosis.

Program Pendidikan
Program pendidikan saat ini sedang berada dalam masa transisi untuk mengantar program pendidikan sebelumnya menjadi program pendidikan lingkungan hidup. Sosialisasi ke subyek didik (anak-anak dan remaja) dilakukan antara lain dengan mengumpulkan sampah dari lingkungan sekitar, misalnya berupa bungkus permen ataupun bungkus rinso, chiki, dll. Direncanakan pada minggu depan, akan dilakukan pertemuan dengan para fasilitator pendidikan dan subyek didik untuk menajamkan pemahaman program. Kendala yang dihadapi saat ini adalah melakukan transisi kegiatan beasiswa, teater dan musik ke gerakan lingkungan hidup.

Disampaikan juga mengenai rencana kampanye event tanggal 5 Juni 2008 (bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup). Diharapkan agar kampanye ini tidak hanya menjadi tanggung jawab dari program pendidikan tetapi juga merupakan tanggung jawab dari seluruh program. Kampanye ini menjadi Project Report pertengahan tahun kepada warga, masyarakat luar Bukit Duri, jaringan yang terlibat, para donor dan juga instansi pemerintah. Diingatkan kepada seluruh koordinator program agar menyiapkan masing-masing programnya sehingga kampanye ini akan efektif, karena setiap program harus mampu memperlihatkan proses dan hasil yang telah dicapai sampai bulan Mei 2008 nanti. Untuk mematangkan rencana kampanye event ini, sesuai dengan permintaan dari humas eksternal, maka akan diadakan pertemuan khusus kampanye event pada tanggal 25 Januari 2008.

Program Posko Penambahan Gizi
Terdapat persepsi yang salah mengenai program posyandu yang akan dilaksanakan. Warga khawatir bahwa posyandu yang akan dilaksanakan akan menghentikan posyandu RW yang saat ini sudah dilaksanakan setiap bulan. Untuk mempermudah pemahaman yang tidak tepat tersebut, maka diputuskan bahwa penggunaan kata posyandu dalam program kerja ini sebaiknya diubah menjadi Program Penambahan Gizi.

Masalah lain di program ini adalah, masalah pembangunan Pos RT 08, yang diusulkan membangun lantai atas (karena kepentingannya membangun lantai atas di pos RT 08 bukanlah menjadi kepentingan bagi pengurus RT 08 atau warganya, tapi lebih menjadi kebutuhan bersama (RT 06, 07 dan 08), dan juga dapat digunakan sebagai pos pemantau dari RT 08 hingga RT 05, karena pada banjir Februari 2007 lalu air tidak sampai mengenai plafon pos. Di samping itu juga penggunaan ruangnya untuk dijadikan gudang tempat barang-barang milik RT 06,07,08 atau peralatan dan perlengkapan Posko Darurat. Dikhawatirkan pembangunan lantai atas pos RT 08 akan menimbulkan rasa iri dari RT lainnya.

Pengambilahalihan SEMENTARA koordinasi pengorganisasian warga
Berkaitan dengan kerja program, yang terkait erat dengan pengorganisasian warga, maka ketika sampai saat ini divisi humas internal (pengorganisasian warga) belum dapat memberikan rencana kerjanya, koordinasi pengorganisasian warga untuk SEMENTARA diambilalih oleh Koord. Proyek, sampai divisi humas internal siap memberikan rencana kerjanya. Hal ini disampaikan secara terbuka pada pertemuan.

Dibahas mengenai rencana pengorganisasian warga yang akan dilakukan, yaitu melaksanakan pertemuan wakil warga (tanggal 12 Januari 2008) dan forum warga (tanggal 26 Januari 2008). Setelah pertemuan wakil warga akan direncanakan pertemuan di tiap RT (kerjasama ke 5 program) untuk memulai pengorganisasian warga per target RT.

Pertemuan wakil warga akan dihadiri oleh ketua RT, wakil ketua RT, sekretaris dan tokoh masyarakat, kelompok perempuan. Tujuan pertemuan wakil warga adalah:
1. Mengidentifikasi permasalahan, khususnya lingkungan hidup, yang ada di sekitar warga.
2. Sosialisasi ke 5 program GLH-CM sebagai tawaran solusi permasalahan yang ada di tengah-tengah warga selama ini.
3. Pembentukan tim wakil warga, yang komposisinya harus terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Skenario pertemuan wakil warga adalah sebagai berikut:
1. Mengajak wakil warga melihat permasalahan di sekitar lingkungannya sendiri.
2. Mengarahkan pembicaraan ke 5 program GLH-CM yang akan difasilitasikan oleh CM untuk warga RT 05, 06, 07, 08 Kel. Bukit Duri dan RT 10 Kel. Kampung Pulo.
3. Membentuk tim wakil warga dari tiap RT.
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diantisipasi (diingatkan oleh P Suryanto) adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan langsung dari warga (artinya manfaat langsung yang didapat oleh warga) misal masalah beasiswa, penempatan mesin pompa untuk air bersih, dll.





No comments: