Wednesday, January 30, 2008

Pertemuan Wakil Warga - 12 Januari 2008

Sanggar Ciliwung
Sabtu, 12 Januari 2008

Tim Kerja Ciliwung Merdeka
Isnu Handono (Humas Internal-Pengorganisasian Warga)
I. Sandyawan Sumardi (Penanggungjawab Umum )
Deny Tjakra–Adi Surya (Koord. Program Air Bersih CM)
Suryanto Musta (Koord. Program Pendidikan CM)
Rina Sulastri (Koord. Program Penambahan Gizi CM)
Santi Napitupulu (Koord. Program RS-CM)
Lestari, Eko (Anggota Tim Program Pengolahan Sampah dan Lingkungan Sehat)
Shinta Yulianingsih (Koord. Proyek)
Johanna R. Aliandoe (Humas Eksternal CM)
Yuli (Sekretariat)

Wakil warga
Tokoh warga dan pengurus RT 005, 006, 007, 008 RW 012 Bukit Duri- RT 010 RW 003 Kampung Pulo
Bapak Kus (perwakilan Pospol Bukit Duri)

Pertemuan ini merupakan ajang musyawarah bersama untuk memetakan masalah yang ada dan menjadi keprihatinan bersama di lingkungan Kampung Bukit Duri dan Kampung Pulo demi mencari jalan keluar atau solusi bersama.
Acara dibuka dengan sambutan dari Isnu yang bertindak sebagai moderator pertemuan dan Rm. Sandyawan selaku Penanggungjawab Umum CM. Bincang-bincang didahului dengan pemutaran film dokumenter ‘Nyanyian Jiwa Ciliwung Merdeka’ dan presentasi foto kondisi bantaran Kali Ciliwung untuk mendorong warga dalam mengemukakan pendapat.

Setelah sambutan dan pemutaran film, warga mulai ramai mengungkapkan pikiran dan uneg-uneg mereka mengenai masalah lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Pendapat mereka bervariasi mulai dari curahan isi hati pribadi sampai tanggapan-tanggapan tentang berita program gerakan lingkungan hidup yang mulai beredar secara informal dikalangan warga.

Bapak Mulyadi (ketua RT 006 RW 012 Bukit Duri) menyampaikan bahwa banyak masalah warga yang masih belum dapat tertangani seperti sampah karena kurangnya fasilitas untuk membuang sampah, ruang bermain anak yang semakin sempit, air bersih, dan jalan yang rusak.
Ibu Evi (ketua RT 010 RW 003 Kampung Pulo) juga menyampaikan bahwa banyak masalah yang belum tertangani di Kampung Pulo khususnya RT 010 RW 003 terutama akibat setelah banjir seperti air bersih, sampah, kesehatan (gizi buruk), ruang bermain anak, pendidikan.
Lukman (Warga RT 010 RW 003 Kampung Pulo) menambahkan bahwa untuk masalah sampah mereka sebetulnya malu, karena tetap saja membuang sampah ke Kali Ciliwung walaupun ada tukang sampah yang rutin mengambil sampah dari rumah ke rumah.
Ibu Rukmini (Warga RT 010 RW 003 Kampung Pulo) menambahkan untuk air bersih di kampung Pulo selama ini sangat dibutuhkan terutama saat banjir. Yang menjadi masalah adalah saat terjadi banjir, air tidak dapat dikonsumsi karena pasti terjadi pemadaman listrik, sehingga alat yang digunakan yaitu sanyo (penyedot air tanah) tidak dapat berfungsi, setelah itu saat banjir surut pun air bersih masih menjadi masalah karena selain memakai sanyo masyarakat masih memakai pompa air manual yang sewaktu-waktu digunakan tetapi karena akibat banjir serapan air yang biasa digunakan menjadi bau dan keruh sehingga tidak dapat di konsumsi.
Ibu Juleha (Warga RT 010 RW 003 Kampung Pulo) menambahkan untuk masalah kesehatan (gizi buruk), selama ini program Posyandu belum ada sama sekali terutama yang bekerja sama dengan Puskesmas setempat, memang pernah kami meminta Puskesmas untuk bekerja sama dalam diadakannya Posyandu tetapi tidak ada jawaban atau respon sampai sekarang, sehingga kami mencatat data sebanyak 20 anak yang menderita gizi buruk di RT kami sampai saat ini.
Bapak Memen (Warga RT 007 RW 012 Bukit Duri) menyampaikan masalah pembagian jatah minyak tanah yang kurang adil menyebabkan banyak warga kami yang mengeluh. Selain itu masalah antisipasi bahaya seperti kebakaran kami ingin mengusulkan untuk membangun jembatan antara kampung Pulo dan Kampung Bukit Duri yang sekaligus berfungsi untuk anak-anak Kampung Pulo untuk belajar di Sanggar Ciliwung.
Ibu Ita (ketua RT 005 RW 012 Bukit Duri) menyampaikan perihal yang sama tentang masalah di lingkungan RT-nya terutama air bersih, sampah, ruang bermain anak yang semakin sempit, kesehatan, pendidikan. Sekaligus menambahkan untuk masalah air bersih memang di RT kami mayoritas membeli air, karena air serapan diwilayah kami sudah tidak baik di konsumsi (sudah dites di labotarium).
Haji Jana (Warga RT 007 RW 012 Bukit Duri) menyampaikan masalah jalan yang rusak harus cepat diperbaiki dari depan jalan RT 005 sampai Pos RT 008 RW 012 Bukit Duri.
Bapak Isman (Wakil RT 008 RW 012 Bukit Duri) menyampaikan masalah saluran air yang sering mampet atau tersumbat karena sampah, air bersih saat musin hujan dan kemarau, masalah kesehatan terutama terkait penyuluhan Narkoba.
Ibu Iis (Warga RT 007 RW 012 Bukit Duri) menambahkan untuk masalah posyandu yang pernah disampaikan salah satu pengurus Ciliwung Merdeka yaitu bahwa Sanggar ciliwung akan mengadakan Posyandu per RT, mereka kurang setuju karena dari Kelurahan sudah mempunyai program setiap RW terdapat 3 Posyandu (5 RT dalam 1 Posyandu) yang memang sudah rutin dilakukan dan berjalan lancar sampai sekarang.
Ibu Diana (Warga RT 006 RW 012 Bukit Duri) menambahkan tentang posyandu, yaitu yang selama ini mereka lihat terutama di lapangan bahwa pendamping CM terkesan membentuk posyandu sendiri, tetapi yang kami inginkan adalah posyandu yang sudah ada agar diperkuat saja dengan memberdayakan warga sekitar sebagai kader, terutama jika Sanggar Ciliwung dapat membantu di sisi penambahan gizi seperti penyediaan makanan sehat (kacang ijo + susu dll).
Ibu Sani (Warga RT 008 RW 012 Bukit Duri) menambahkan untuk masalah Narkoba khususnya RT 006, 007, 008 RW 012 Bukit Duri harus benar-benar ada pendekatan dan sanksi tegas oleh aparat pemerintah (polisi) karena sehubungan dengan peristiwa tetangga kami yang OD (over dosis) dan hampir meninggal kami menjadi resah, karena lingkungan kami sudah kurang sehat dan banyak orang tua yang khawatir dan takut anak remajanya akan terkena narkoba.
Bapak Kus ( Kapospol Bukit Duri) menanggapi untuk masalah ruang bermain anak memang kurang dan harus disadari kita tinggal di bantaran kali yang memang sudah sempit. Oleh karena itu kami dari jajaran Pos Polisi Bukit Duri yang menyadari hal tersebut, membuat sedikit ruang tempat bermain anak di sisi pos kami berdinas. Walaupun sempit tapi bisa digunakan. Untuk menanggapi perihal narkoba kami juga tidak dapat berbuat banyak, karena kami hanya terdiri atas 7 personil yang harus menangani satu Kelurahan (Bukit Duri) dengan begitu banyak masalah keamanan dan salah satunya adalah masalah narkoba. Maka, kami meminta bantuan kepada masyarakat agar membantu dalam mengawasi lingkungan khususnya kehidupan para remaja.

Masalah-masalah yang terungkap:
Sampah
Ruang bermain anak
Kesehatan
Perbaikan jalan
Usulan jembatan penghubung antara Bukit Duri dan Kampung Pulo
Gizi buruk: penambahan gizi
Kualitas air bersih
Narkoba
Pendidikan anak
Pengaturan waktu belajar anak
Pembagian jatah minyak tanah
Koordinasi rencana program gizi CM dengan Posyandu RW


Pengelompokan masalah bersama :
1. Pengolahan sampah dan lingkungan
2. Air bersih: saluran air dan MCK
3. Kesehatan
4. Pendidikan
5. Penambahan Gizi

Hasil diskusi bersama dan dengar pendapat tersebut membuahkan beberapa rencana lanjutan sebagai berikut :
1. Pertemuan masing-masing RT untuk menentukan tim kerja setiap program yang akan menjadi wakil dalam pertemuan selanjutnya, yaitu membentuk Tim Wakil Warga.
2. Pertemuan kembali antara Tim Kerja Sanggar Ciliwung dan perwakilan RT untuk membentuk Tim Wakil Warga, pada tanggal: Sabtu, 19 Januari 2008, pukul: 19.00 WIB s/d selesai di Sanggar Ciliwung.
3. Sosialisasi program dalam Forum Warga (belum ditentukan tanggalnya)
4. Sanggar Ciliwung hanya membantu memberikan fasilitasi (bertindak selaku fasilitator) dan bukan sebagai sinterklas yang siap membagikan hadiah, tetapi bekerja bersama Warga dan pengurus RT 005, 006, 007 dan 008 RW 012 Bukit Duri serta Warga dan pengurus RT 010 RW 003 Kampung Pulo untuk menggarap semua masalah-masalah yang terungkap dalam pertemuan ini, misalnya dalam hal penyediaan lahan untuk mengelola sampah.

No comments: