Wednesday, January 30, 2008

Pertemuan Program Pengolahan Sampah

Sekretariat Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK)

Jl. Bonang no. 1A

14 November 2007 – pk 17.00 – 21.00 WIB


Pertemuan yang dihadiri oleh Rm. Sandyawan Sumardi (Penanggungjawab Umum), Pak Bayu Minarto (Koordinator Program Pengolahan Sampah), Shirley Lie (Wakil Penanggungjawab Umum), Santi Ermawati (Bendahara CM), Shinta Yulianingsih (Koordinator Proyek Gerakan Lingkungan Hidup-CM) dan Johanna R. Aliandoe (Divisi Humas CM) ini membahas secara khusus konsep dan rencana program pengolahan sampah.

Pak Bayu selaku koordinator program pengolahan sampah mendapat penjelasan awal mengenai sistem kerja CM agar beliau dapat beradaptasi dengan cara kerja CM, namun demikian yang dijelaskan disini hanya hal-hal prinsip yang masih membuthkan diskusi lebih lanjut untuk memastikan Pak Bayu telah benar-benar tahu dan paham mengenai keseluruhan cara kerja CM.

Shirley mengajukan usul pentingnya “entitas” formal yang jelas untuk unit kerja pengolahan sampah jika target program ini adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat atau warga Bukit Duri, sesuai dengan apa yang dijanjikan kepada warga mengenai peluang ekonomi program sampah. Beberapa alasan yang disebutkan antara lain karena CM bertujuan nantinya akan menyerahkan pengelolaan sampah ini kepada warga. Artinya, sejak awal pengelolaan unit kerjanya sudah diarahkan sebagai unit ekonomi dengan semua tuntutan kerja profesionalitasnya.

Pada akhirnya, untuk keberlangsungan hidup unit kerja sampah ini, perlu ada pihak-pihak yang mau menerima kompos yang dihasilkan. Relasi bisnis seperti ini membutuhkan kejelasan entitas sejak awal proses, sehingga tidak bisa begitu saja diserahkan kepada “Forum Warga”. Bentuk entitas yang jelas tersebut misalnya : koperasi, U. D., dll.

Menanggapi hal ini, Pak Bayu memberi pandangan bahwa berdasarkan pengalaman pribadi dan orang-orang yang bekerja di bidang lingkungan hidup, masa setahun adalah masa paling cepat untuk penyadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dan proses pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Jadi, seyogyanya, CM tidak buru-buru menempatkan program ini sebagai unit ekonomi. Yang perlu dicapai terlebih dahulu adalah terbentuknya masyarakat yang sadar akan lingkungan dan mau bekerjasama mengelola sampah. Baru setelahnya, kita bisa melihat kemungkinan untuk mengolah sampah secara ekonomis.

Di sisi lain, Rm. Sandyawan menambahkan bahwa sejak awal warga sudah diberitahu bahwa pengerjaan sampah ini bisa menjadi usaha ekonomi yang menjanjikan. Jadi, kita tidak bisa begitu saja menghilangkan aspek ini. Namun demikian, dengan mempertimbangkan proses yang dikatakan Pak Bayu, mungkin baik jika CM tidak cepat-cepat mempropagandakan program ini sebagai unit kerja ekonomi.

Shirley menanggapi bahwa kenyataan tersebut tidaklah menjadi masalah. Yang penting, kita sepenuhnya sadar, bisa mengantisipasi proses yang akan terjadi dan tetap punya target. Fleksibilitas sangat perlu, seperti yang juga ditekankan oleh Pak Bayu, tapi kejelasan tahap kerja dan target juga sangat penting, agar dalam menjalankan fleksibilitas itu kita terarah, tidak sembarang fleksibel. Jika demikian, kita harus bisa merancang program ini sebagai program 3 tahunan atau 5 tahunan. Mungkin ini bisa sejalan juga dengan perubahan visi CM yang ingin menempatkan isu lingkungan hidup sebagai isu utama yang menjadi poros gerakan pemberdayaan masyarakat CM di tengah warga Bukit Duri. Hal Ini menuntut fokus dan konsistensi.

Akhirnya disepakati, pertama-tama, Pak Bayu dan tim akan melengkapi tabel rencana kerja, kemudian secara bersama-sama dengan seluruh unit kerja, rencana kerja ini akan dilengkapi dan di-sharing-kan. Diharapkan rencana kerja lengkap dari program sampah ini bisa menjadi model bagi unit kerja air bersih, posyandu, pendidikan lingkungan hidup dan kesehatan.


Rencana Pelatihan Tim Inti Program Sampah - Minggu, 18 November 2007

Pak Bayu ingin mengadakan pelatihan untuk Tim Inti. Dalam pelatihan ini, tahapan kerja akan dibuat bersama-sama. Selain itu akan diadakan juga pelatihan pemungutan, pemilahan dan pengolahan sampah hingga menjadi kompos.


Fokus kerja CM: Gerakan Lingkungan Hidup yang Berbasis Komunitas

Perlu dibicarakan lagi lebih lanjut, secara lebih serius dengan langkah-langkah strategis yang jelas, sosialisasi dan diskusi dengan teman-teman CM atas perubahan fokus kerja CM. Perubahan fokus kerja ini akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas yang sekarang ini dilakukan oleh seluruh personil CM. Diharapkan bahwa semua teman CM memahami perubahan ini secara utuh dan bukan seolah-olah hanya “titipan” dari atas.


Manajemen HUMAS untuk Program Kerja CM

(Program Sampah dan Lingkungan Hidup, Air Bersih, Posyandu, Pendidikan dan Kesehatan)

Untuk bidang kehumasan, Ann mengajukan beberapa usulan rumusan kerja untuk kepentingan peliputan dan dokumentasi, antara lain mencari mencari satu orang staf untuk reportase kegiatan kerja CM, membuat dokumentasi promosi kegiatan CM dalam bentuk VCD untuk kepentingan internal (anggota CM, pemerhati CM dan warga Bukit Duri – Kampung Pulo), membuat dokumentasi yang berkesinambungan tentang seluruh gerak proses pengerjaan proyek sampah, air bersih, posyandu, pendidikan dan kesehatan, serta menentukan 1 orang downline Humas di setiap program kerja yang akan bertugas melakukan update perkembangan kegiatan setiap unit kerja untuk dimuat dalam blog resmi CM maupun media komunikasi lain seperti brosur, website, dll.


Status Koperasi dalam struktur CM yang baru

Berkaitan dengan perubahan visi CM sebagai LSM lingkungan hidup yang berbasis komunitas, Rm. Sandyawan telah membuat struktur yang baru. Dalam struktur baru ini, Divisi Pengorganisasian Warga melebur dengan Divisi Humas, Divisi Kesehatan menjadi Program Rumah Sehat. Divisi Ekonomi sejajar dengan Divisi Keuangan, Sekretariat, dan Humas. Maksudnya, sewaktu-waktu, ketika sudah sampai saatnya, Divisi Ekonomi harus siap mengolah aspek ekonomi dari program-program kerja lingkungan hidup yang ada. Bagaimanapun juga, Divisi Ekonomi ini strategis karena warga memang butuh fasilitas di bidang ekonomi. CM tidak bisa mengusung kerja program-program lingkungan hidup tanpa mengikutsertakan aspek ekonomi dari program tersebut.

Masalahnya adalah bagaimana menempatkan Divisi Koperasi dalam restrukturisasi organisasi LSM yang baru. Dari segi konsistensi, jelas Divisi Koperasi tidak konsisten dengan program-program kerja lingkungan hidup CM. Namun demikian, divisi ini tidak bisa begitu saja dihilangkan karena saat ini justru sedang didampingi untuk proses bangkit. Akhirnya, Shinta mengusulkan untuk menunda keputusan mengenai koperasi ini sampai akhir Desember 2007 untuk melihat dulu perkembangan lebih lanjut dari para ibu-ibu anggota koperasi. Usul Shinta ini disetujui.

Agenda kerja lanjutan :

  1. Sosialisasi visi dan gerak baru kerja CM dalam lingkungan hidup, plus sosialisasi struktur kerja yang baru, ke teman-teman Sanggar. Untuk itu, Bp. Sandi diminta untuk melakukan sosialisasi ini ke teman-teman Tim Kerja CM setelah adanya contoh rencana kerja yang lengkap dari program sampah yang dibuat oleh Pak Bayu, agar teman-teman CM mendapat gambaran dalam menyusun proposal masing-masing program.
  2. Sementara menunggu revisi proposal program sampah selesai, setelah ini, ada empat hal yang harus berjalan paralel, secara bersamaan, yaitu: pengerjaan anggaran keuangan untuk program sampah dan program-program lainnya, pengerjaan program sampah yang dimulai dengan pelatihan tim inti, revisi nomor-nomor akun dalam program akuntansi CM, konsep manajemen humas untuk dokumentasi intern Sanggar Ciliwung Merdeka.

No comments: